Hukum perjanjian memiliki beberapa asas
penting yang ada didalamnya contohnya : asas kebebasan berkontrak, asas
konsensualisme, dan asas kepastian hukum (pacta sun servanda).
Asas Konssensualisme
Asas
ini dapat ditemukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata yang mensyaratkan adanya
kesepakatan sebagai syarat sahnya suatau perjanjian. Meskipun demukian, perlu
diperhatikan bahwa terhadap asas konsensualisme terdapat pengecualian yaitu
dalam perjanjian riil dan perjanjian formil yang mensyaratkan adanya penyerahan
atau memenuhi bentuk tertentu yang disyaratkan oleh undang-undang.
Asas kebebasan
berkontrak
Yang dimaksud dengan asas kebebasan berkontrak
atau yang sering juga disebut sebagai sistem terbuka adalah adanya kebebasan
seluas-luasnya yang oleh undang-undang diberikan kepada masyarakat untuk
mengadakan perjanjian tentang apa saja, asalkan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, kepatutan dan ketertiban umum. Penegasan mengenai
adanya kebebasan berkontrak ini dapat dilihat pada Pasal 1338 ayat (1) KUH
Perdata, yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Hal ini juga dimaksudkan
untuk menyatakan tentang kekuatan perjanjian, yaitu kekuatan yang sama dengan
suatu undang-undang. Kekuatan seperti itu diberikan kepada semua perjanjian
yang dibuat secara sah.
Pacta Sunt Servanda
Asas
Pacta Sunt Servanda biasa juga disebut
asas kepastian hokum (certainty). Asas ini berjutuan agar hakim atau oihak
ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para oihak. Asas ini
dapat disimpulkan diambil dari pasal 1338 ayat 1 BW yang menegaskann “
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang”
REFERENSI
http://rahmadsalim.blogspot.com/2013/10/jenisasas-dan-syarat-perjanjian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar