Minggu, 04 Juni 2017

TRANSLASI MATA UANG ASING

Alasan Translasi Mata Uang Asing
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1. Mencatat transaksi mata uang asing
2. Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3. Berkomunikasi dengan peminat saham asing.

Latar Belakang dan Terminologi
Translasi tidak sama dengan konversi, yang adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap nilai tukar di masa yang akan datang.
Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di sutu Negara asing, sembari dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai valuta asing.
Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing dilakukan sederhana saja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Nilai ekuivalen mata uang domestik diperoleh dengan mengalikan saldo dalam mata uang asing dengan kuotasi kurs langsung atau dengan membagi saldo mata uang asing dengan kuotasi tidak langsung.



Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik terdapat tiga kurs translasi.
1. Kurs saat ini, adalah kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
2. Kurs historis, adalah translasi mata uang yang beraku saat aset dengan mata uang asing pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uanga asing pertama kali muncul.
3. Kurs rata-rata, adalah nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs histori maupun kurs saat ini.
Efek-efek atas laporan keuangaan apa yang dihasilkan karena menggunakan kurs historis ataupun kurs berlaku sebagai koefisien translasi valuta asing? Nilai tukar historis umumnya mempertahankan biaya awal yang ekivalen dari item valuta asing dalam laporan valuta domestik. Pemakaian kurs historis membentengi laporan keuangan dari kerugian atau keuntungan translasi valuta asing, yaitu, dari peningkatan atau penurunan dalam dolar-ekivalen dari saldo valuta asing akibat fluktuasi kurs translasi antar periode pelaporan.

Translasi Mata Uang Asing
1. Metode Nilai Tukar Tunggal
Metode ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan atau harga saat itu, terhadap semua saham dan utang asing.

2. Metode Nilai Tukar Ganda
Metode nilai tukar ganda mengkombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi mata uang asing.
a) Metode Current-Noncurrent
Metode current-noncurrent, asset lancar yang dimiliki anak perusahaan saat itu dan utang lancar ditranslasikan kedalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan keuangannya menggunakan kurs saat ini.
b) Metode Moneter-Nonmoneter
Metode ini juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Asset dan kewajiban moneter ditranlasikan dalam kurs saat ini.
c) Metode Kurs Sementara
Dengan metode ini, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihbitung; hal tersebut hanya mengubah unut perhitungan saja. Dengan kata lain, translasi mata uang asing neraca disajikan ulang menggunakan mata uang item tersebut, tetapi bukan penilaian actual.

Keuntungan dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing, yaitu :
1. Penangguhan
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang. Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan jika memasukan penyesuaian seperti itu ke dalam laba sekarang. Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus diakumulasi secara terpisah sebagai bagian ekuitas konsolidasi.
2. Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait.
3. Penangguhan Sebagian
Pilihan ketiga dalam akuntansi ntuk keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan. Meskipun terdengar konservatif, penangguhan keuntungan translasi semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4. Tidak Ada Penangguhan
Pilihan terakhir adalah untuk mengakui keuntungan atau kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin, pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apa pun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan.

Metode Nilai Tukar Ganda
Metode nilai tukar ganda mengkombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi mata uang asingnya.
A. Metode Current-Noncurrent
Pada metode ini, aset lancar yang dimiliki anak perusahaan saat itu dan utang lanaer ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini. aset dan kewajibannoncurrent ditranslasikan pada kurs historis. Item-item laba rugi kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan pada apikasi tingkat  rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata tambahan yang mencakup seluruh periode yang dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi ditransasikan pada kurs historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki didapatkan.


B. Metode Moneter-Nonmoneter
Metode ini juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Aset dan kewajiban moneter ditransasikan dalam kurs saat ini. item non moneter ditranslasikan dalam kurs historis. Item laporan laba rugi ditranslasikan dengan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep current-noncurrent.

C. Metode kurs sementara
Dengan metode ini, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung, hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Dengan kata lain, translasi mata uang asing neraca disajikan ulang menggunakan mata uang item tersebut, tetapi bukan penilaian akrual. Pada metode ini, item moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan dalam kurs saat ini. item nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjaga dasar perhitungan awal. Secara spesifik, aset yang dihitung harga perolehannya pada laporan dengan mata uang asing ditranslasikan pada kurs historis.

Pengembangan Akuntansi Translasi Mata Uang Asing
Beberapa perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
A. Pra-1965
Sebelum 1965 praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS dipandu oleh Bab 12 Accounting Research Bulletin No.43. Pernyataan tersebut mengadvokasi metode current-noncurrent. Keuntungan dan kerugian transaksi ditambahkan secara langsung terhadap pendapatan. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dimasukkan ke dalam keuntungan selama periode yang ada. Kerugiannya diakui dalam pendapatan lancar.

B. 1965-1975
ARB No.43 memperoleh beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent. Dalam keadaan khusus persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs historis. Lebih jauh, translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini tersebut diperbolehkan setelah accounting principles board opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perusahaan tersebut memberikan pilihan translasi mata uang asing lain bagi perusahaan dalam ARB No.43.

C. 1975-1981
 Untuk mengakhiri perbedaan metode pada standar translasi mata uang asing sebelumnya,              Financial acccounting Standards board (FASB) mengeluarkan FAS No.8 pada tahun 1975.                      Pernyataan ini secara segnifikan mengubah praktik perusahaan asing AS dalam memasukkan               GAAP AS dengan menerima metode translasi mata uang asing kurs sementaraFAS No. 8                        ternyata kontroversial. Sementara beberapa menghargai usulan yang teoritis, banyak yang tidak           menyetujui atas ditorsi yang ditimbulkan dalam pendapatan perusahaan.

D. 1981-Sekarang
Pada bulan mei 1978, FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan pertamanya. FASB mempertimbangkan FAS No.8 dan setelah beragam public meeting dan dua penjelasan berkas, akhirnya mengeluarkan statement of Financial Accounting Standards No.52 pada tahun 1981.

Gambaran Standard No.52 / Standar akuntansi Internasional 21
Tujuan translasi mata uang asing dalam FAS No. 8 berbeda secara substansi dari FAS No. 52. FAS No.8, mengadopsi perspektif induk perusahaan dengan memberi syarat bahwa laporan keuangan mata uang asing dipresentasikan jika seluruh transaksi mengikuti mata uang yang digunakan induk perusahaan. Standar No. 52 mengakui bahwa kedua perspektif baik induk perusahaan maupun perusahaan lokal benar sebagai kerangka kerja laporan. Pada level internasional, IASB mengeluarkan keputusan paralel, IAS 21, yang sekarang berkembang untuk mengklarifikasi persyaratannya dan memecahkannya. Keduanya, FS No. 52 dan versi baru IAS 21 bertujuan untuk:
1. Menampilkan, dalam laporan gabungan, hasil keuangan dan keterhubungan dihitung dengan mata uang primer yang dikonsolidasikan antara laporan induk dan anak perusahaan bisnis (dengan mata uang fungsional). 
2. Menyediakan informasi yang secara umum kompatibel dengan efek ekonomi yang diharapkan pada perubahan nilai tukar pada ekuitas dan arus kas perusahaan.

Kesimpulan :
Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global agar mudah dimengerti oleh pembaca.Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap nilai tukar di masa yang akan datang.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar