Senin, 31 Oktober 2016

PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS

A.   Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika

Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perubahan. Suatu bisnis yang dijalankan pasti memiliki tujuan untuk tumbuh dan mengasilkan. Untuk itu para pelaku patut memberikan perhatian pada factor-faktor yang dapat mendukung tujuan tersebut, seperti lingkungan, Karena etika bisnis dapat dingengaruhi oleh lingkungan. Factor-factor yang mempengaruhi lingkungan bisnis adalah :

1)   Lingkungan Intern
Lingkungan ini dapat dikendalikan oleh para pelaku bisnis, sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan perusahaan. Lingkungan intern meliputi tenaga kerja, peralatan, dan lain-lain, perlu disadari Karena para tenaga kerja-kinerja dan etika mereka sebenarnya memiliki kontribusi yang besar terhadap kesuksesan perusahaan.

2)   Lingkungan Ekstern
Lingkuang ekstern yaitu lingkungan yang berada diluar kegiatan bisnis yang tidak mungkin dapat ikendalikan oleh para pelaku bisnis sesuai dengan keinginannya. Pelaku bisnislah yang harus mengikuti kemauan lingkungan ekstren tersebet, agar kegiatan bisnis bias meliputi lingkungan mikro, yaitu pemerintah, pesaing, public, dan konsumen, danlingkungan makro, yaitu demokrafi, social politik, dan social budaya.

Perilaku karyawan, bagaimanapundapat dipengaruhi oleh factor ekstern diluar bisnis. Pemilik usaha kecil perlu menyadari factor-faktor karyawan untuk melihat perubahan perilaku karyawan yang dapat sinyal masalah, antara lain :

1.    Budaya Organisasi
Keseluruhan budaya perusahaan dampak bagaimana karyawan melakukan diri dengan rekan kerja, budaya organisasi mencakup sikap manajemen terhadap karyawan, rencana pertumbuhan perusahaan dan otonomi atau perbedaan yang diberikan kepada karyawan. “Nad di Atas” sering digunakan untuk menggambarkan budaya organisasi perusahaan. Nada positifdapt mebantu karywan menjadi lebih produktif dan bahagia. Sebuah nada negative dapat menyebabkan ketidakpuasan karyawan, absen dan bahkan pencurian atau vandalisme.

2.    Ekonomi local
Melihat seorang karyawan dari pekerjaannya dipengaruhi oleh keadaan perekonomian setempat. Jika pekerjaaan yang banyak dan ekonomi booming, karyawan secara keseluruhan lebih bahagia dan perilaku mereka dan kinerja lebih baik.

3.    Reputasi Perusahan dalam Komunitas
Persepsi karyawan tentang bagaimana perusahaan mereka dilihat oleh masyarakat local daptmempengaruhi perilaku. Jika sseorang karyawan mwnyadari bahwa perusahaannya dianggap curang atau murah, tindakannya mungkin juga akan seperti itu. Ini adalah kasus hidup sampai harapan, namun jika perusahaan dipandang sebagai pilar masyarakat dengan banyak goodwill, karyawan akan lebih cenderung untuk menunjukan perilaku serupa Karena pelanggan dan pemasok berharap abnyak dari mereka.

4.    Persaingan Industri
Tingakt daya saing dalam suatu industry dapat berdampak etika dari kedua manajemen dan karyawan, terutama dalam situasi dimana kompensasi didasarkan pada pendapatan. Dalam lingkungan yang sangat kompetitif, perilaku etis terhadap pelanggan dan pemasok dapat menyelinap kebawah sebagai karyawan berebut untuk membawa lebih banyak pekerjaan. Dalam industry yang stabil simana menarik pelanggan baru tidak masalah, karywan tidak termotifasi untuk meletakan etika internal mereka menyisipkan untuk mengejar uang.

B.   Kesaling- tergantung antara Bisnis dan Masyarakat
Berikut adalah beberapa hubungna kesaling tergantungna anatara bisnis dengan masyarakat :

a)   Hubungan antara bisnis dengan langganan atau konsumen
Adalah hungan yang pa;ing banyak dilakukan, sebab drai itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulannya secara baik.



b)   Hubungan dengan karyawan
Manajer yang paa umumnya selalu berpandangan untuk ammajukan bisisnisnya seringkali harus berusrusan dengan etika pergaulan karyawannya. Ada beberapa perilaku bisnis dengan karyawan, yaitu :
·         Penarikan (recruitment)
·         Latihan (training)
·         Promosi atua kenaikan pangkat
·         Transfer
·         Demosi (penurunan pangkat)
·         Lay-off atau PHK (pemutusan hubungna kerja)

c)    Hubungan antar bisnis
Hungungna ini merupakan hubungna antara perusahaan yang satu dengan perusahaaan yang lain. Misalnya, pesaingan antar perusahaan yang satu dengan yang lian, grosir, pengercer, agen tunggal maupun distributor.

d)   Hubungan antar investor
Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan terutama yang akan atau telah go public harus menjaga pemberian informasi yang baik dna jujur dari bisnisnya kepada para investor atau calon investornya. Jangan sampai adanya manipulasi atau penipuan terhadap public informasi terhadap hal ini.

e)   Hubungan dengan lembaga keuangan
Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan terutama pajak pada umumnya merupakan hubungna pergaulan yang bersifat finansial.


C.    Kepedulian Pelaku Bisnis terhadap Etika
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk `uang’ dengan jalan memberikan, melaikan lebih kompleks lagi. Artinyasebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak menmanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda.

D.   Etika Bisnis dan Akuntan

Dalam menjalankan pofesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik ikatan akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan unruk berhubungan dengan klien. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya Karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaiman yang diatur dalam kode etik profesi.
Akuntan sebagai professional mempunyai tiga kewajiban, yaitu : kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok, mreck dan beberapa kasus serupa lainnya telah membuktikan bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpaetika didalam bisnis, maka perdangan  tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalh bisnis, dan tnaggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalua ha lini dilakukan tanpa memerhatikan etika maka hasilnya sangat merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetap berpandangan bahwa bisnis tidak memerlukan etika.

Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan hal dalam menciptakan etika bisnis, yaitu : pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab (social responbility), mempertahankan jati diri, meciptakan persingan yang sehat, menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”, mampu menyatakan yang benar itu benar, menumbuhkan sifat saling percaya antar golongna pengusaha, konsekuen dan konsisten dengan aturan main bersa, memelihara kesepakatan.



Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar